Sunday, September 22, 2013

12 mitos tentang GAY


Terinpirasi obralan dengan beberapa teman gay di hari lebaran yang dibombardir pertanyaan "kapan menikah" oleh keluarga besarnya, jadi ngobrolin tentang mitos-mitos tentang gay yang pasti langsung terlintas di kepala para saudara mereka apabila mereka mengetahui bahwa alasan mereka belum menikah sampai sekarang adalah karena dia adalah gay

1. Menjadi Gay itu hanya sebuah fase 
Sering orang menganggap bahwa menjadi gay itu adalah satu fase eksperimental dalam kehidupan beberapa pria yang akan berlalu apabila mereka telah menjalankannya. Mereka menganggap beberapa orang perlu melewati masa dimana mereka akan mencoba untuk menjadi gay untuk kemudian akhirnya kembali menjadi straight lagi dan melanjutkan hidup normal sebagaimana mestinya gambaran pria hetero di pemikiran mereka. Mereka menganggap semua gay berada dalam masa penungguan mereka untuk kembali menjadi normal .

Mungkin ada memang orang orang tertentu ketika mereka bingung apakah mereka straight atau gay. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba keduanya dan akhirnya memilih salah satu. Ada yang memilih untuk tetap menjadi gay, ada yang memilih akhirnya menikah dengan wanita dan berkeluarga. Tetapi tidak semua orang melalui fase seperti itu. Ada banyak pria gay yang sejak awal sudah yakin dengan pilihannya dan mereka sama sekali tidak tertarik untuk melihat pilihan lain yang ada. Bagi sebagian orang mungkin itu adalah masa pencarian jati diri, tetapi yang jelas banyak dari kita yang sudah yakin akan gay sebagai jati diri kita sejak semula

2. Gay itu semua feminin
Ini adalah mitos atau asumsi paling standar ketika orang mendengar tentang pria gay. Memang benar ada sebagian pria gay yang cenderung menunjukan tingkah laku yang lebih feminin dibanding pria straight. Tetapi ada sebagian besar pria gay yang bahkan tidak terlihat feminin sama sekali. Dan bukan hanya karena mereka "sekrup"nya dikencengin, tetapi memang karena pembawaan alami mereka seperti itu. Bahkan tidak semua pria feminin adalah gay. Ada pria feminin yang telah memiliki anak istri dan memiliki kehidupan yang sangat heteroseksual. Kata yang paling tepat mungkin adalah bahwa "ada sebagian" pria gay yang memang terlihat feminin dan ada sebagian yang terlihat biasa biasa saja

3. Gay itu bisa sembuh
Sekalipun sejak tahun 1990, homoseksualitas telah dicoret sebagai kelainan jiwa oleh WHO, tetap saja banyak yang masih menganggap homoseksualitas sebagai suatu kelainan yang bisa diobati oleh tenaga medis yang tepat. Ketika homoseksualitas sudah tidak dianggap sebagai sesuatu yang salah, sulit bagi kita untuk mencari cara untuk "membenarkannya". Apa yang tidak salah tentu tidak perlu dibenarkan kan.

Mungkin "sembuh" adalah kata yang sedikit ekstrim. Mungkin kata yang ingin mereka ingin gunakan adalah "berubah". Bahwa Gay itu bisa dirubah orientasi seksualnya. Kalau memang itu yang dimaksud maka yang bisa kita beritahukan cuma bahwa tingkat kesulitkan untuk merubah seorang gay menjadi straight sama dengan tingkat kesulitan merubah seorang straight menjadi gay. Jadi ketika ada orang straight yang ingin mencoba merubah gay menjadi straight, tanyalah dia seberapa sulit untuk dia berubah menjadi gay. Maka sebesar itu jugalah kesulitan yang kita hadapin untuk berubah menjadi straight

4. Orang menjadi gay karena salah bergaul 
Ketika mendengar bahwa kita adalah gay, orang suka berasumsi kita menjadi gay karena bergaul dengan gay lain. Orang sering berasumsi kita menjadi gay karena bergaul dengan para gay juga. Karena melihat gaya hidup mereka, kita menjadi ikut-ikutan dan akhirnya menjadi seorang gay juga. Sebenarnya agak aneh sih statement ini. Karena kalau memang pada dasarnya seseorang itu ga suka dengan sesama jenis, mau melihat gaya hidup seperti apapun dia tidak akan merubah orientasi seksualnya. Kecuali kalau memang dari semula dia sudah punya tendensi ke arah sana, tetapi selalu dipendam dan tidak berani memperlihatkannya karena lingkungannya tidak menyukai tendensi seperti itu. Jadi ketika dia berada dalam lingkungan berbeda yang encourage dan cherish sesuatu hal yang selama ini dia tidak berani memperlihatkan minatnya, akhirnya dia menjadi semakin terbuka dalam menunjukkannya.

5. Gay itu tidak bisa menjadi ayah yg baik
Ini berlaku baik buat pria gay yang ingin coba memiliki anak maupun pria berkeluarga yang akhirnya memilih cerai karena ingin hidup sebagai gay. Orang sering mengaitkan pilihan hidup yang berbeda ini dengan kemampuan sang pria untuk menjadi panutan bagi anak kecil. Pemikiran ini banyak didasarkan pada pemikiran bahwa kehidupan gay itu sendiri salah. Jadi ketika seorang anak kecil tumbuh besar melihat suatu hal yang salah sebagai keseharian, maka hal yang salah itupun akan dianggap menjadi benar. Banyak orang yang menilah sepihak karena alasan itu. Jadi sebenarnya apabila orang mau menerima bahwa tidak ada yang salah dalam hidup sebagai seorang gay, tentu saja tidak ada yang perlu ditakutkan menjadi pengaruh buruk sang anak ketika dia tumbuh dewasa. Toh selain orientasi seksual, tidak ada yang membedakan antara pria gay yang ingin membesarkan seorang anak dengan seorang duda yang memilih untuk membesarkan anaknya sendiri ketika istrinya meninggal.

6. Gay itu tertarik pada pria manapun yg telanjang
Ini adalah mitos yang sangat salah. Ini sama seperti menyamakan bahwa semua cowok straight tertarik dengan semua jenis wanita yang telanjang. Pria gay sama seperti pria straight memiliki type yang mereka suka dan type yang tidak mereka suka. Apalagi dalam dunia gay, ada banyak type yang membagi pria gay menjadi berbagai macam kelompok. Ketika kita menuduh pria straight tertarik dengan wanita manapun yang telanjang mereka juga pasti akan menolak mentah-mentah, maka seperti itu jugalah pria gay akan menolak ketika dituduh tertarik dengan pria telanjang manapun. Not all naked body (regarding the gender) are nice to look at.

7. Gay itu hanya mikirin soal seks
Statement ini kurang tepat karena bukan eksistensi kita sebagai gay yang membuat kita sering mikirin seks, tetapi naluri pria lah yang membuat kita sering memikirkan seks. Frekuensi seorang gay memikirkan seks akan sama dengan seorang pria straight memikirkan seks juga. Bedanya hanya di objek fantasinya saja. Setiap lirikan kita ke arah celana teman kantor kita yang ketat dan membawa kita fantasi liar di tengah jam kantor, guess what... sama seringnya dengan lirikan temen straight kita ke arah baju ketat yang dipakai sekretaris bos yang juga membuat mereka ke alam fantasi liar mereka. Cuma karena gay tidak perlu memikirkan kehamilan tidak diinginkan, atau keribetan saat menyelundupkan lawan jenis ke kamar kos, yang membuat kita terus terang memiliki kesempatan lebih besar dalam membawa naluri tersebut ke balik pintu terkunci:)

8. Gay itu tidak ada yg setia/ ga relation oriented
Ini adalah lanjutan dari point 7 sebenarnya. Karena pria gay dianggap hanya fokus di ML, maka tidak ada pria gay yang setia atau mau menjalani hubungan serius yang benar. Ada sih pria gay yang tidak mau terikat karena hanya ingin bersenang-senang. Tetapi bukannya pria straight juga banyak yang seperti itu? Sekali lagi, ini bukan asumsi terhadap pria gay sih. Ini lebih asumsi terhadap pria secara keseluruhan. Cuma untuk pria straight, ketika ingin menunjukkan bahwa mereka mau serius berhubungan mereka dapat membawa pasangannya ke pelaminan. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh pria gay dengan segampang itu. Karena itulah tampak seolah olah pria gay lebih tidak mau menunjukkan komitment mereka terhadap hubungan serius. Padahal sesuai dengan survey kita blog beberapa waktu lalu, banyak sekali pria gay yang mau menikah apabila diperbolehkan

9. Gay identik dengan pedophile
Untuk yang satu ini, yang bersalah dalam menyebarkan mitos ga benar ini adalah media. Ketika seorang pedophile ditangkap memaksakan hubungan seksual dengan anak laki-laki, kata sodomi dibombardir sebagai bumbu berita. Tetapi ketika seorang paman atau tukang sate memaksakan hubungan seksual dengan anak perempuan, yang menjadi bumbu berita mereka adalah hubungan korban dengan pelakunya. Ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa sebenarnya jumlah kasus sexual abuse terhadap anak perempuan lebih tinggi dibandingkan terhadap anak laki-laki. Tetapi karena anak perempuan lebih cenderung memendam pengalaman buruk seperti itu maka banyak kasus mereka yang tidak diketahui oleh orang lain. Terutama karena dalam kasus dengan anak perempuan, pelakunya biasanya adalah orang yang dekat dengan anak perempuan tersebut.

Perlu dilketahui juga sebagian BESAR gay memang merasa tidak nyaman dan jijik dengan konsep berhubungan seksual dengan anak kecil. Tetapi sering terjadi ketidak jelasan mengenai batas usia untuk berhubungan seksual.Terutama karena memang banyaknya anak remaja yang terlalu cepat terekspos ke dunia seks sejak dini, membuat mereka mencari pengalaman seksual itu sendiri. Apabila kita membahas mengenai anak kecil 7 atau 8 tahun mungkin banyak yang sudah langsung merasa jijik. Tetapi apabila kita berbicara mengenai anak 15 atau 16 tahun, banyak pria yang langsung siap membantu sang anak tersebut bereksperimen. Bayangkan saja anak remaja pria berusia 14-15 tahun yang sedang masa horny-hornynya menemukan aplikasi grindr atau manjam. Dalam waktu singkat mereka bisa menemukan para pedophile yg tertarik dengan tubuh muda mereka. Pedophile sendiri artinya adalah kelainan seksual yang suka berhubungan seksual dengan anak di bawah umur. Sekalipun di Indonesia batas umur seseorang dianggap dewasa adalah 17 tahun, tetapi banyak pria pria gay horny yang menganggap anak 15 tahun yg sedang horny dan mengundang, cukup menjadi justifikasi mereka untuk menyambut undangan tersebut.

Panjang deh kalau mau bahas topik ini. Intinya, pedohile itu tidak hanya di dunia gay. Dan jumlahnya terlihat pun lebih banyak di dunia, terutama untuk anak usia remaja, karena anak cowok usia remaja itu sudah sangat "nakal" dalam mencari pengalaman seksual yang menjadi gayung bersambung para pervert. Tetapi mungkin jumlahnya tidak jauh berbeda dengan anak cewek SMA yang menjadi "panggilan" demi ngumpulin duit membeli HP baru.

10. Selalu ada suami dan istri dalam hub gay (seks)
Asumsi ini sering terjadi karena generalisasi proses hubungan seksual dimana ada pihak yang memasukkan sesuatu dan ada pihak yang dimasukkan sesuatu. Hal ini pada hubungan seksual pasangan straight dan pasangan pria gay (terus terang ga berani komentar soal lesbian karena ga punya referensi, jadi daripada sok tahu mending ga kita include dulu). Hubungan seksual pria gay secara anal dimana pihak top dan bottom sering dianggap sebagai hubungan pria dan wanita. Dimana pria top tetap dianggap sebagai pria, dan pihak bottom dianggap sebagai wanita. Ditambah persepsi umum dimana kaum top adalah pria gagah yang manly dan bottom adalah pria ngondek yang lebih feminin. Padahal sebenarnya ada begitu banyak variasi hubungan seksual dalam pasangan gay. Ada pasangan yang sama sama top, ada pasangan yg sama sama bot, ada pasangan yang tidak suka anal, ada pasangan yang cowok gagah berbadan binaraga menjadi bot dan cowok tinggi kurus menjaid top, ada pasangan yang sama sama versatile sehingga mereka bisa saling gantian. Pria gay memiliki begitu banyak pilihan karena mereka memiliki modal anatomi untuk memilih untuk menjadi top, bottom, dua duanya atau tidak dua duanya sama sekali. Tidak ada yang berkonotasi ke arah suami dan istri dalam hal tersebut. It's simply just sex.

11. Semua gay suka berpakaian seperti wanita
Banyak orang yang sampai sekarang tidak bisa membedakan antara transgender dan gay. Ini adalah dua kelompok sosial yang memiliki "irisan" tetapi masing masing memiliki preferensi sendiri-sendiri. Sekalipun memang ada sebagian yang suka mengenakan pakaian wanita tetapi sebagian besar pria gay tidak nyaman dengan ide tersebut. Dan karena memang mereka yang mengenakan pakaian wanita akan sangat mencolok keberadaannya, sering gambaran mereka yang membekas di pemikiran orang orang ketika mereka membayangkan kaum gay. Memang benar pria gay lah yang pertama menggunakan tote bag yang dulu hanya digunakan oleh wanita, dan memang benar pria gay lah yang paling sering membeli aksesoris pria yang mirip dengan milik wanita, tetapi banyak pria gay yang sampai sekarang tidak mau memakai baju pink karena dinilai terlalu girly.

12. Semua gay tertarik dengan dunia fashion, madonna, dunia seni dan salon
Sekalipun sebagian besar pria gay tertarik pada semua (atau sebagian) hal hal di atas, ada banyak juga pria gay yang tidak tertarik pada itu semua. Ada pria gay yang benar benar menonton sepakbola karena permainan bolanya, bukan karena pemain bola italia dengan celana putih ketatnya. Ada pria gay yang tidak tahu lagu madonna sama sekali yang bahkan pernah belanja sendiri baju baju mereka tetapi menikmati ballet rusia. Ada pria gay yang hanya suka lagu limp bizkit tetapi rutin pedicure di salon. Sekalipun sebagian besar menganggap Lady Gaga adalah icon gay, tetapi ada pria gay yang tetap lebih memilih Grace Simon dan Tony Bennet. Ada pria gay yang begitu jorok dalam penampilan tetapi bisa bernyanyi sedemikian merdunya lagu Aretha Franklin dan Celine Dion dengan suara falsettonya.

Ada berbagai macam type pria gay yang tidak bisa diklasifikasiin begitu saja dalam kotak kotak yang sudah tersedia. Persamaan dari semua gay itu cuma satu, yaitu orientasi seksualnya. Cuma itu kok. We all love dicks (on the right person, on the right time)



source : http://www.touchemagz.com/2013/08/12-mitos-ga-penting-ttg-pria-gay.html?zx=7a3f05701321ae07

No comments:

Post a Comment